SUMENEP, Garuda Jatim – Proses transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, bukan hanya soal perubahan tempat belajar atau bergantinya jenjang pendidikan, namun salah satu fase perkembangan paling sensitif dalam kehidupan anak.
Sayangnya, proses transisi tersebut selama ini masih sering diperlakukan seperti ‘pemutusan’ pengalaman belajar, bukan keberlanjutan yang utuh.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Sumenep, Akhmad Fairusi, menyampaikan pihaknya terlalu cepat memaksa anak-anak menyesuaikan diri dengan dunia yang belum mereka pahami.
“Duduk rapi, menyalin panjang, atau bahkan mengikuti ulangan harian sejak minggu pertama, sehingga ini praktik yang tidak berpihak pada anak,” ujarnya. Selasa (22/25)
108 peserta mengikuti pelatihan, lanjut dia, terdiri dari 54 guru (TK) dan 54 guru (SD) kelas awal yang tersebar dari berbagai satuan pendidikan di wilayah Kabupaten Sumenep, dengan fasilitator tersertifikasi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Menurut Fairusi, pelatihan seperti ini bukan sekadar meningkatkan keterampilan teknis guru, namun membangun kesadaran baru tentang pentingnya kesinambungan belajar anak.
“Kelas 1 SD bukan ruang yang harus segera dipenuhi target akademik, melainkan menjadi lanjutan alami dari dunia PAUD yang penuh kasih sayang, permainan edukatif, dan pendekatan holistik,” ucapnya.
Ia menegaskan, satuan pendidikan dasar harus menjadi rumah kedua bagi anak. Tempat mereka tumbuh, merasa diterima, merasa senang, dan dipersiapkan dengan penuh cinta. Bukan ruang tekanan akademik yang membuat mereka kehilangan makna belajar.
“Jadi penting kerjasama antara guru TK dan guru SD. Transisi yang ideal hanya bisa tercapai jika kedua pihak saling terbuka, berkomunikasi, dan bekerja sama secara berkelanjutan,” tegasnya.
Pihaknya mengatakan, guru TK tidak boleh hanya melepas anak di pintu SD, dan guru SD tidak cukup hanya menyambut. Keduanya harus menyatu, membangun jembatan yang kokoh, agar anak-anak kita bisa melangkah dengan penuh percaya diri di setiap jenjang pendidikannya.
Ia mengajak seluruh peserta pelatihan untuk menjadikan momentum ini sebagai ruang refleksi dan komitmen bersama dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih manusiawi.
“Kami berharap, praktik baik yang muncul dari pelatihan ini dapat menyebar ke seluruh satuan pendidikan di Kabupaten Sumenep sebagai bagian dari gerakan kolektif transformasi pendidikan dasar,” harapnya.
“Mari kita pastikan, bahwa setiap anak yang memasuki sekolah dasar tetap membawa rasa ingin tahunya, senyumnya, dan semangat belajarnya bukan malah kehilangan semangat hanya karena kita tidak siap menyambutnya dengan cara yang tepat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep melaksanakan Pelatihan Penguatan Kompetensi Guru TK dan SD dalam Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan, yang dimulai Senin 21 sampai 25 Juli 2025, di Hotel Asmi.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi