SUMENEP, Garuda Jatim – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, resmi menunjuk Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Syahwan Effendi, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekda.
Hal tersebut dilakukan tepat setelah pejabat Sekda sebelumnya memasuki masa purna tugas.
Dengan keputusan itu, Bupati mengirimkan pesan jelas, “tidak ada ruang vakum dalam birokrasi strategis, terutama di tengah agenda pembangunan yang menuntut konsolidasi cepat antar organisasi perangkat daerah (OPD),” kata Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi Wongsojudo. Senin (1/25)
Sementara itu, Plt Sekda Sumenep, Syahwan Effendi, menyatakan terus terang pihaknya tidak tahu alasan Bupati memilih pihaknya.
“Tapi sebagai birokrat, saya hanya bisa menerima amanah ini dengan penuh tanggung jawab,” tegasnya.
Tak hanya itu, tidak menunggu seremonial panjang, Syahwan langsung mengumpulkan jajaran kepala OPD di Kantor Pemkab Sumenep.
Dalam forum tertutup itu, ia menegaskan bahwa sinergi lintas sektor adalah harga mati, terlebih saat ini pemerintah daerah sedang dihadapkan pada tantangan serius, mulai dari pelayanan publik, penanggulangan penyakit menular, hingga kesiapan menghadapi tahun politik 2025–2026.
“Yang terpenting adalah ritme kerja bersama. Kita harus kompak dan mengedepankan kepentingan masyarakat,” tuturnya.
Langkah cepat ini sekaligus menjadi ujian pertama Syahwan, bagaimana ia mampu menjaga stabilitas birokrasi pada masa transisi, sekaligus memastikan tidak ada program prioritas yang tersendat.
Penunjukan Plt Sekda tidak hanya soal administrasi. Posisi Sekda adalah jantung koordinasi pemerintahan daerah. Figur yang menempati jabatan ini akan menentukan arah kebijakan, distribusi sumber daya, bahkan hubungan antar-OPD.
Dengan menunjuk Syahwan, Bupati Fauzi sekaligus memperlihatkan kepercayaannya pada birokrat yang dikenal tegas, rapi dalam administrasi, dan berpengalaman mengelola pelayanan publik yang kompleks.
“Langkah ini juga bisa dibaca sebagai sinyal bahwa Pemkab Sumenep ingin menjaga kesinambungan birokrasi tanpa membuka ruang spekulasi politik berlebihan,” jelasnya.
Namun, di balik itu, publik akan tetap menunggu apakah Syahwan hanya sekadar ‘penjaga kursi’ selama dua bulan, atau justru membuka jalan bagi figur baru yang berpotensi menjadi Sekda definitif.
Sebagai Plt, Syahwan memang memiliki keterbatasan kewenangan. Tetapi peran strategisnya tetap krusial: menjaga ritme kerja Pemkab agar tidak goyah dan memastikan pelayanan publik berjalan.
Tantangan berikutnya adalah menjaga kepercayaan Bupati sekaligus merawat soliditas OPD di tengah isu reformasi birokrasi yang digadang-gadang Pemkab Sumenep.
“Dengan pengalaman panjang, kami dipandang mampu memainkan peran sebagai jembatan transisi, hingga nantinya Sekda definitif diputuskan,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi