SUMENEP, Garuda Jatim – Ribuan pasang mata tumpah ruah di jantung Kota Sumenep, Jawa Timur. Jalanan dipadati masyarakat dari berbagai penjuru Madura hingga luar daerah, demi menyaksikan gelaran akbar Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025.
Acara ini bukan sekadar parade busana, melainkan panggung kebudayaan yang menghidupkan kembali identitas etnik Madura dalam balutan karya kreatif kekinian.
Dengan mengangkat tema Topeng, MEC tahun ini menghadirkan parade kostum megah nan eksotis yang dirancang oleh puluhan kreator muda lokal.
Mereka menafsirkan filosofi topeng Madura ke dalam desain busana karnaval, memadukan detail tradisi dengan sentuhan modern, sehingga menampilkan visual yang tidak hanya memukau, tapi juga penuh makna.
Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS), M Hariri, mengaku bangga MEC kini sudah memasuki tahun ketiga penyelenggaraan.
“Alhamdulillah, pada tahun ini sudah mencapai 100 peserta. Artinya budaya Madura, khususnya Sumenep, keberadaannya sangat dinantikan oleh masyarakat di Indonesia,” ujarnya. Sabtu (20/25)
Menurut Hariri, MEC lahir dari keresahan para kreator di Madura yang selama ini tidak memiliki panggung di tanah sendiri.
“Mengadakan event ini sebenarnya menjadi kegelisahan kami. Karena para kreator di Madura, khususnya di Sumenep, tidak punya ruang untuk tampil. Karnaval ini adalah jawaban sekaligus simbol perlawanan: bahwa kreativitas anak Madura layak mendapat sorotan nasional,” paparnya.
Gelaran MEC 2025 mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo menjadi salah satu motor penggerak keberlanjutan acara ini.
Kolaborasi komunitas jurnalis, pemerintah, dan para pelaku kreatif lokal berhasil mengubah MEC dari sekadar parade menjadi agenda budaya yang ditunggu-tunggu masyarakat.
“Dengan komitmen bersama, kami menjalin kerja sama dengan pemerintah. Alhamdulillah, bertahan hingga tahun ketiga. Semoga tahun depan Madura Ethnic Carnival dengan hadirnya Bapak Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif mampu menjadi khazanah event Nusantara,” lanjut Hariri.
Tak sekadar festival, MEC kini menjadi magnet wisata budaya baru di Madura. Ribuan warga berjubel menyaksikan, sebagian bahkan datang dari Surabaya, Malang, hingga Jawa Tengah.
“Sumenep adalah rumah besar bagi budaya Madura. MEC hadir untuk menegaskan bahwa kita tidak sekadar menjaga tradisi, tapi juga merayakannya dengan cara kreatif agar bisa diterima generasi zaman ini,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi