SUMENEP, Garuda Jatim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, berhasil menorehkan capaian signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, tingkat kemiskinan di daerah ini turun menjadi 17,02 persen atau sekitar 188,48 ribu jiwa pada tahun 2025.
Angka tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 17,78 persen (sekitar 196,42 ribu jiwa). Penurunan sebesar 0,76 persen poin itu menjadi yang tertinggi di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun yang sama.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep, Arif Firmanto, mengatakan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja sistematis dari berbagai pihak, bukan semata pengaruh bantuan sosial.
“Kami tidak hanya menyalurkan bantuan sosial, tapi juga berupaya memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Setiap program diarahkan agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi,” ujarnya. Rabu (29/25)
Menurut dia, strategi penurunan kemiskinan di Sumenep sejalan dengan kebijakan nasional, yakni:
1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat,
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat, dan
3. Menghapus kantong-kantong kemiskinan di pedesaan.
Pemkab Sumenep kini memperkuat peran ekonomi desa, khususnya melalui optimalisasi Dana Desa (DD) dan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai motor penggerak ekonomi lokal. Arif menyebut sebagian alokasi DD diarahkan untuk ketahanan pangan dan usaha produktif agar masyarakat memiliki sumber pendapatan berkelanjutan.
Selain itu, lanjut dia, program padat karya infrastruktur juga digenjot untuk menyerap tenaga kerja lokal dan membuka akses bagi wilayah-wilayah terpencil, termasuk kepulauan.
“Upaya tersebut dilengkapi berbagai pelatihan keterampilan, pengembangan sektor pertanian dan perikanan, serta pelaksanaan job fair untuk memperluas akses terhadap peluang kerja,” tegas Arif.
Pemerintah daerah menargetkan efektivitas program tidak hanya terlihat pada penurunan angka statistik semata, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi warga.
“Kami berharap, strategi terpadu tersebut tak hanya menekan angka kemiskinan secara statistik, tetapi juga membangun ketahanan ekonomi masyarakat akar rumput agar tidak kembali jatuh ke garis kemiskinan,” tandasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











