SUMENEP – Garuda Jatim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dengan cara istimewa.
Seluruh peserta, mulai dari jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), ASN, dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD), kompak mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah Nusantara.
Upacara yang dipusatkan di halam Pemkab setempat, itu berlangsung khidmat namun sarat makna. Nuansa merah putih berpadu dengan ragam busana tradisional, mencerminkan pesan kuat tentang persatuan dalam keberagaman.
“Aturan baru tersebut memang sengaja diterapkan untuk memberikan sentuhan berbeda pada upacara HUT RI kali ini,” ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sumenep, Achmad Dzulkarnain. Minggu (17/25)
Ia menegaskan, kalau biasanya memakai jas, tahun ini sudah diputuskan seluruh pejabat akan menggunakan pakaian adat sesuai asal daerah masing-masing.
“Mulai dari busana khas Madura, Aceh, Sumatera, Bali, hingga daerah-daerah lainnya. Hal ini memiliki makna penting, yakni memperkenalkan keberagaman busana tradisional nusantara sekaligus meneguhkan semangat kebhinekaan,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengatakan bahwa pemakaian pakaian adat bukan sekadar simbol seremonial, melainkan pengingat bahwa Indonesia dibangun atas pondasi kebhinekaan.
“Dengan mengenakan pakaian adat, kita ingin menguatkan kembali identitas bangsa yang majemuk, sekaligus menanamkan kebanggaan kepada generasi muda bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan perbedaan,” katanya.
Selain Forkopimda, sejumlah ASN terlihat mengenakan pakaian khas Madura, Jawa, Bali, Bugis, hingga Papua.
Momentum ini juga sekaligus menjadi ruang edukasi budaya. Tak sedikit warga yang hadir menyaksikan turut mengabadikan momen penuh warna tersebut.

“Pakaian adat adalah warisan leluhur. Menggunakannya di momen sakral kemerdekaan, menegaskan bahwa kita bangga menjadi bangsa Indonesia yang kaya budaya,” tambahnya.
“Pakaian adat bukan sekadar busana, tetapi simbol perjuangan dan jati diri bangsa. Semoga semangat ini terus hidup dalam diri generasi penerus,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi