SUMENEP, Garuda Jatim – Pendidikan gratis di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sebentar lagi memasuki babak baru. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) bakal meluncurkan Sekolah Rakyat (SR) pada akhir September 2025.
Hal tersebut merupakan terobosan pendidikan sosial yang tidak hanya membuka akses belajar, tetapi juga menjamin kesehatan serta kenyamanan anak-anak kurang mampu yang akan tinggal di asrama.
Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin, menegaskan bahwa seleksi masuk Sekolah Rakyat bukan hanya soal administrasi. Setiap calon siswa diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum resmi menempati asrama.
“Kalau ada anak yang kondisi kesehatannya kurang baik, akan langsung kami bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Ini bukan sekadar formalitas, tapi bagian dari komitmen kami demi kenyamanan mereka selama tinggal bersama,” ujarnya. Jumat (19/25)
Sekolah Rakyat tahun ajaran baru akan menempati gedung eks UPT Sarana Kegiatan Diklat (SKD) Batuan. Bangunan yang dulunya dipakai untuk pelatihan ASN kini sudah selesai direnovasi per 22 September 2025, dan dirombak menjadi kompleks sekolah berasrama yang memenuhi standar pendidikan.
Fasilitasnya dipastikan lengkap, mulai dari ruang kelas, tempat tidur, lemari, meja-kursi belajar, dapur, hingga asrama yang representatif. Semua disiapkan agar anak-anak merasa betah sejak hari pertama.
“Kami tidak ingin anak-anak datang dengan penuh harapan lalu kecewa. Fasilitas yang ada harus membuat mereka betah, merasa punya rumah kedua, sekaligus memberi kenyamanan untuk belajar,” tegasnya.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai model pendidikan sosial yang berbasis asrama dan pembinaan karakter. Di sini, anak-anak bukan hanya diajarkan mata pelajaran formal, tetapi juga nilai kemandirian, kedisiplinan, serta pola hidup sehat.
Bagi Mustangin, program ini adalah jawaban konkret atas persoalan putus sekolah di Sumenep, yang kerap terjadi bukan karena anak tidak mau belajar, melainkan karena keterbatasan ekonomi dan akses.
“Sekolah Rakyat ini adalah bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada anak-anak kurang mampu. Kami ingin mereka tahu bahwa negara hadir, memberi fasilitas, perhatian, dan masa depan lewat pendidikan,” ucapnya.
Peluncuran resmi Sekolah Rakyat akan digelar pada akhir September 2025. Publik menunggu apakah program ini benar-benar bisa menjadi game changer dalam dunia pendidikan sosial Sumenep, membuka ruang baru bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan layak tanpa terbebani biaya.
Jika berjalan sesuai rencana, Sekolah Rakyat bisa menjadi role model nasional, pendidikan gratis berbasis sosial yang tidak mengorbankan mutu, justru menekankan kesehatan, kenyamanan, dan pembinaan karakter generasi penerus.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi