SUMENEP, Garuda Jatim – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur membangun ekosistem pendidikan berbasis sains dan karakter melalui pelaksanaan Ujicoba Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi (OSN-P) Jenjang Sekolah Dasar (SD).
Kegiatan yang digelar di SDN Pandian 1, Kecamatan Kota, ini menjadi tonggak awal penyaringan dan pembinaan peserta didik berpotensi di bidang Matematika, IPA, dan IPS.
Tak hanya menargetkan prestasi kompetisi, ujicoba ini menjadi bagian dari transformasi strategis pendidikan Sumenep dalam menghadapi tantangan kualitas pembelajaran di abad ke-21.
“OSN bukan sekadar ajang lomba. Ia adalah ruang belajar yang menanamkan integritas, sportivitas, dan semangat kebangsaan,” ujar Analis Kebijakan Subkoordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SD Disdik Sumenep, Ahmad Rasul Hariz. Jumat (1/25)
Pihaknya ingin menyiapkan anak-anak bukan hanya untuk menang, tetapi juga untuk tumbuh menjadi manusia tangguh dan berdaya saing.
Dalam ujicoba ini, sambung dia, para siswa tidak hanya diuji pengetahuannya, tetapi juga daya pikir kritis dan karakter belajar yang menjadi fondasi utama pendidikan masa depan.
“Ini lebih dari sekadar seleksi awal untuk OSN-P, kegiatan ini juga menjadi cermin mutu pengajaran sains di sekolah dasar. Evaluasi hasil ujicoba akan digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pembelajaran di tingkat sekolah, sebagai dasar pembinaan lanjutan,” jelasnya.
“Kami ingin mengangkat potensi anak-anak Sumenep secara menyeluruh. Tidak hanya yang berprestasi tinggi, tetapi juga mereka yang memiliki bakat tersembunyi dan semangat belajar kuat,” katanya.
Dinas Pendidikan mendorong guru-guru untuk menjadikan momen ini sebagai laboratorium pengembangan strategi ajar, yang lebih adaptif dan memerdekakan rasa ingin tahu peserta didik.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Sumenep sebagai daerah kepulauan, menempatkan agenda-agenda seperti OSN-P sebagai jalan perataan akses dan mutu pendidikan.
“Melalui ujicoba ini, pemerintah daerah berupaya memastikan bahwa anak-anak dari seluruh pelosok, termasuk wilayah terpencil, memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang,” imbuhnya.
“Pendidikan sains bukan milik kota saja. Kami ingin OSN ini menjadi gerakan yang merata hingga desa-desa, hingga pulau-pulau kecil. Karena masa depan Sumenep ada di tangan seluruh anaknya, bukan segelintir,” tegasnya.
Ia berharap, ujicoba ini menjadi awal dari gerakan edukatif yang lebih luas, yang bukan hanya menargetkan prestasi, tetapi membangun budaya belajar ilmiah, kolaboratif, dan berkarakter sejak dini.
“Dengan dukungan guru, orang tua, dan masyarakat, OSN-P 2025 bukan semata seremoni pendidikan. Ini adalah langkah kolektif menuju Sumenep yang lebih cerdas, berdaya, dan siap menghadapi masa depan,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi