SUMENEP, Garuda Jatim – Guncangan kuat mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa (30/9/2025) malam pukul 23.49 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat parameter sementara gempa bumi berkekuatan 6,5 SR dengan episentrum di laut Bali, tepatnya di koordinat 7,25 Lintang Selatan 114,22 Bujur Timur, pada kedalaman 11 kilometer.
Pusat gempa berlokasi sekitar 50 km tenggara Sumenep, 56 km timur laut Situbondo, dan 163 km timur laut Surabaya. Meski kekuatannya signifikan, BMKG menegaskan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
“Getarannya sangat kuat, terasa beberapa detik, membuat atap rumah bergoyang keras. Kami langsung keluar karena takut roboh,” ungkap Sahria (79), warga Desa Jambuir yang terluka di bagian tangan akibat tertimpa reruntuhan.
Beberapa titik kerusakan terparah berada di Desa Jambuir dan Pancor. Rumah milik H. Tahe, Mat Hawan, Mahyur, dan Restu tercatat mengalami rusak berat. Selain itu, sejumlah musala seperti Nurul Jadid dan Miftaul Ahlak di Dusun Wa’duwak juga mengalami kerusakan pada bagian dinding dan atap.
Korban luka tercatat dua orang, yakni Ikbal (16) yang terkena pecahan kaca, serta Ibu Sahria (79) yang terluka akibat tertimpa reruntuhan rumah. Tidak ada laporan korban jiwa di wilayah ini.
Selain Gayam, Kecamatan Nonggunong juga terdampak cukup parah. Sedikitnya belasan rumah mengalami rusak ringan hingga berat, terutama di Desa Sokpas, Tanah Merah, dan Nonggunong.
Kerusakan terparah menimpa rumah milik Sahri (Tanah Merah) dan Sahna (Dusun Berbaru, Desa Soktim) yang roboh sebagian. Fasilitas pendidikan seperti SDN Sokaramme Paseser III juga dilaporkan rusak ringan, sementara Masjid dan Musholla di Dusun Kamuning mengalami retakan pada dinding.
“Fokus utama kami adalah memastikan keselamatan warga, mengamankan lokasi, dan menyalurkan bantuan darurat. Tim sudah diterjunkan ke Gayam dan Nonggunong,” ujar Kepala BPBD Sumenep, Ahmad Laili.
“Gempa tektonik dengan kedalaman dangkal ini wajar menimbulkan kerusakan di sekitar episenter. Namun masyarakat tidak perlu panik, cukup waspada dan mengikuti arahan pemerintah setempat,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi