SUMENEP, Garuda Jatim – Persaudaraan Kepala Desa Indonesia (PKDI) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melakukan kunjungan studi tiru ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Agenda tersebut menjadi momentum penting bagi para kepala desa untuk menyerap pengalaman baru mengenai penguatan kelembagaan desa, pengelolaan ekonomi kerakyatan, serta ketahanan pangan modern yang tengah dikembangkan di kawasan masa depan Indonesia.
Rombongan studi tiru ini terpusat di Qubika Boutique Hotel dan Gedung Multifunction Kemenko I di Kawasan IKN.
Mereka juga melakukan kunjungan lapangan ke Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Samarinda sebagai salah satu model pengembangan ekonomi berbasis desa yang berbasis digital, mandiri, dan berkelanjutan.
Ketua PKDI Sumenep, H. Ubaid Abdul Hayat, mengatakan bahwa kunjungan ke IKN tidak dimaksudkan sebagai agenda formal seremonial semata.
“Ada tujuan strategis yang ingin dicapai: membentuk perspektif baru tentang desa modern yang mampu bergerak seiring pembangunan nasional,” ujarnya. Jum’at (7/11/25)
“Kami ingin memahami IKN sebagai simbol masa depan Indonesia. Kepala desa harus mengerti peran strategis mereka dalam membangun desa yang cerdas, produktif, dan mampu mendukung kemajuan nasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, kunjungan ini menjadi ruang memperkokoh silaturahmi dan memperbesar optimisme gerakan desa.
Menurutnya, kepala desa harus menjadi garda terdepan dalam inovasi tata kelola desa, penguatan ekonomi rakyat, dan pembentukan karakter masyarakat yang mandiri.
“Selain belajar konsep desa mandiri dan pemberdayaan ekonomi, kegiatan ini memperkuat semangat bahwa kita semua bagian dari NKRI. Optimisme kami tumbuh untuk membawa desa-desa di Sumenep semakin maju dan berdaya saing,” imbuhnya.
Puncak agenda berlangsung saat rombongan PKDI Sumenep mengunjungi Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Samarinda, salah satu koperasi yang tumbuh cepat dengan basis pemberdayaan ekonomi desa.
KDMP telah menjadi rujukan nasional karena tak hanya menjalankan layanan simpan pinjam, tetapi juga mengelola unit kios pangan, apotek desa, serta fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
Konsep ini menempatkan koperasi bukan sekadar lembaga keuangan, tetapi fondasi ekosistem sosial-ekonomi yang mampu menopang kesejahteraan warga.
Model ini diyakini relevan dan bisa diadaptasi di Sumenep, yang memiliki potensi besar pada sektor pertanian, perikanan, serta ekonomi kreatif berbasis komunitas.
“Koperasi yang kuat dapat menopang ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan warga desa,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











