SUMENEP, Garuda Jatim – Suasana religius menyelimuti Lapangan Selatan Asta Pasarean Bhujuk Paranggan, Desa Bangkal, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Ribuan jamaah dari berbagai penjuru Madura hingga luar daerah sudah memadati lokasi untuk menghadiri Haul Akbar K.R. Khotib Paranggan bin R. Sayyid Ahmad Baidhawi, sosok ulama besar yang dikenal luas dengan sebutan Pangeran Katandur.
Acara keagamaan yang penuh khidmat itu menjadi momen bersejarah, sebab untuk pertama kalinya digelar secara besar-besaran dan terbuka untuk umum.
Ketua Panitia, KHR. Ali Ridha, mengatakan bahwa haul akbar ini bukan hanya tentang mengenang tokoh besar, tetapi juga tentang menyambung mata rantai keilmuan dan silaturahmi lintas generasi.
“Haul akbar ini digagas untuk mempererat hubungan dzurriyah Pangeran Katandur sekaligus masyarakat luas yang selama ini meneladani perjuangan beliau dalam menyebarkan ilmu dan akhlak Islam di bumi Sumenep,” katanya. Minggu (19/25)
Lebih dari 2.000 jamaah hadir dari berbagai daerah, mulai dari Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Probolinggo, Jember hingga Surabaya.
Mereka datang dengan penuh semangat, sebagian rombongan bahkan berangkat sejak malam hari untuk mendapatkan tempat duduk terdepan.
Haul kali ini juga menjadi bukti sinergi antara ulama dan pemerintah. Sejumlah tokoh nasional dan daerah tampak hadir, seperti Ketua Mahkamah Agung RI Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H., Bupati Sumenep Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH., Wakil Bupati KH. Imam Hasyim, SH., MH., dan Bupati Pamekasan Dr. KH. Kholilurrahman, SH., MH.
Selain itu, hadir pula para ulama terkemuka di Madura, seperti KHR. Ali Mukafi Dimyathi, Drs. KHR. Thalabuddin Muslim, serta budayawan nasional KH. Dr. Zawawi Imron.
Rangkaian acara dimulai dengan tawasul oleh KH. Thabrani, dilanjutkan pembacaan Surah Yasin oleh KH. Ali Fikri, tahlil oleh KH. Ahmad Zaini Dahlan, serta sholawat bil-qiyam yang menggema penuh semangat. Puncaknya adalah pembacaan manaqib dan silsilah Bhujuk Paranggan oleh KHR. Abdul Hamid Wongsodirjo, yang menggetarkan hati ribuan jamaah.
Dalam sambutan dzurriyah, KHR. Kholil Muhammad menjelaskan bahwa K.R. Khotib Paranggan merupakan keturunan ketiga dari Sunan Kudus melalui trah R. Sayyid Ahmad Baidhawi.
“Dari beliau lahir banyak ulama, pemimpin pesantren, dan tokoh bangsa. Jejak dakwahnya dari Sumenep menjalar hingga ke berbagai pelosok Nusantara,” ungkapnya.
Ia berharap haul akbar ini menjadi pengikat ukhuwah dan peneguh semangat dakwah di tengah tantangan zaman modern.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, yang juga hadir dalam kesempatan itu menilai haul seperti ini sangat penting sebagai ruang pelestarian nilai-nilai keulamaan.
“Haul bukan sekadar tradisi, tapi ruang kebangsaan. Dari Bhujuk Paranggan, kita belajar tentang ketulusan dalam perjuangan dan pentingnya menjaga warisan ilmu Islam yang penuh kasih,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi