SUMENEP, Garuda Jatim – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melaksanakan program program Demi Santri, Murid, dan Mahasiswa Kami Melakukan Jemput Bola (Dermakamila) di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Kalianget.
Inovasi layanan publik yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat itu bentuk pernyataan pemerintah hadir lebih dekat untuk memastikan generasi muda tidak tertinggal dalam kepemilikan dokumen kependudukan.
Program Dermakamila dirancang bukan sekadar untuk mempermudah perekaman KTP elektronik atau penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA), melainkan menjadi solusi atas problem klasik, sulitnya akses generasi muda khususnya santri dan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi.
Kesibukan belajar, lokasi pondok pesantren yang jauh dari pusat kota, serta keterbatasan waktu, selama ini menjadi hambatan nyata.
“Identitas kependudukan bukan hanya soal administrasi, tapi pintu gerbang menuju layanan negara. Dengan Dermakamila, kami ingin memastikan santri, pelajar, dan mahasiswa Sumenep memiliki dokumen resmi yang sah sejak dini,” ujar Kabid pelayanan pendaftaran penduduk, Wahasah. Jumat (5/25)
Ia mengatakan, akses Pendidikan dan Beasiswa Banyak beasiswa pemerintah dan swasta yang mensyaratkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan dokumen resmi.
“Dengan Dermakamila, peluang generasi muda untuk mengakses bantuan pendidikan semakin terbuka lebar,” jelasnya.
Layanan Kesehatan, lanjut dia, Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun BPJS Kesehatan mensyaratkan data kependudukan valid. Pelajar yang sudah terdata otomatis lebih mudah terintegrasi.
Pihaknya menegaskan, perlindungan Sosial Program bantuan sosial, termasuk subsidi pendidikan dan pangan, berlandaskan data kependudukan. Dengan dokumen legal, potensi terlewatnya hak-hak santri dan mahasiswa bisa ditekan.
“Kesiapan Digital, di era layanan berbasis digital, mulai dari aplikasi perbankan hingga SIM online, keberadaan KTP elektronik menjadi syarat mutlak. Dermakamila menyiapkan generasi muda Sumenep agar tidak tertinggal dalam ekosistem digital nasional,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disdukcapil Sumenep, Syahwan Effendy, menyampaikan bahwa data Disdukcapil menunjukkan sudah ribuan penduduk usia sekolah dan mahasiswa di Sumenep yang melakukan perekaman KTP elektronik atau belum memiliki KIA.
“Dermakamila hadir untuk menutup kesenjangan tersebut dengan pendekatan jemput bola, mendatangi pondok pesantren, sekolah, dan kampus secara langsung,” beber Plt Sekda itu.
Selain mengefisiensi waktu, pihaknya menjelaskan, metode ini juga mencegah potensi data ganda dan mempercepat integrasi dengan database nasional. Dengan begitu, validitas data kependudukan Sumenep semakin kuat dan akurat.
Lebih lanjut, ia memaparkan, bahwasanya Dermakamila bukan program sementara. Disdukcapil Sumenep menargetkan inovasi ini menjadi agenda rutin, dengan cakupan seluruh kecamatan hingga pelosok desa.
“Harapannya tidak ada lagi anak, remaja, maupun mahasiswa Sumenep yang hidup tanpa identitas resmi negara,” imbuhnya.
“Dengan langkah strategis ini, Sumenep tidak hanya mengejar ketertinggalan administrasi, tetapi juga menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di kancah pendidikan, sosial, hingga ekonomi berbasis digital,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi