SUMENEP, Garuda Jatim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali menyalakan semangat perubahan melalui gelaran Bupati Award 2025.
Ajang tahunan yang selalu dinanti ini bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang bagi para aparatur pemerintahan di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk beradu gagasan, kreativitas, dan inovasi demi pelayanan publik yang lebih cepat, ramah, dan berdampak langsung pada masyarakat.
Dalam acara Peluncuran dan Sosialisasi Bupati Award 2025 di Kantor Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menyatakan bahwa penghargaan ini menjadi sarana introspeksi sekaligus pemacu kinerja seluruh perangkat daerah agar terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Kami ingin Bupati Award menjadi pemacu semangat, bukan sekadar perlombaan. Ini tentang membangun budaya kerja yang inovatif, kreatif, dan berorientasi pada pelayanan publik,” ujarnya. Jumat (17/25)
Menurutnya, era birokrasi modern menuntut aparatur daerah untuk keluar dari zona nyaman. Pemerintah tidak lagi hanya dituntut hadir, tetapi juga harus tangkas menjawab kebutuhan masyarakat.
Cak Fauzi menekankan, bahwa Bupati Award menjadi wadah pembelajaran kolektif antar-instansi.
Melalui ajang ini, setiap kecamatan dan kelurahan dapat menampilkan terobosan dalam tata kelola pemerintahan, pemberdayaan masyarakat, hingga penguatan layanan publik berbasis teknologi.
“Ajang ini bukan sekadar kompetisi, tapi ruang berbagi pengalaman. Kami ingin ada praktik terbaik yang bisa ditiru dan dikembangkan antarwilayah,” bebernya.
Ia mengingatkan, bahwa kecamatan dan kelurahan merupakan garda terdepan pelayanan publik. Maka, kecepatan dan ketepatan pelayanan menjadi tolok ukur utama keberhasilan sebuah birokrasi.
“Ketika kecamatan dan kelurahan bisa melayani cepat, responsif, dan transparan, maka roda pemerintahan berjalan efektif dan kepercayaan masyarakat meningkat,” tegasnya.
Bupati Fauzi juga mendorong setiap kecamatan dan kelurahan mengembangkan inovasi pelayanan publik berbasis teknologi. Pihaknya menyebut, ke depan tidak ada lagi alasan bagi birokrasi untuk berjalan lambat di era digital.
“Kami ingin melihat ide-ide baru seperti layanan administrasi berbasis aplikasi, sistem pengelolaan sampah digital, hingga inovasi literasi digital bagi warga. Semua harus bergerak menuju pelayanan modern,” katanya.
“Inovasi itu bukan kompetisi semata, tapi cara berpikir baru untuk melayani masyarakat lebih baik. Inilah semangat yang ingin kami tanamkan lewat Bupati Award 2025,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











