SUMENEP, Garuda Jatim – Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Jalan-Jalan Sehat (JJS) sejauh 2,9 kilometer yang diikuti sekitar 400 pegawai.
Agenda tersebut menjadi simbol penyatuan semangat nasionalisme dan kebersamaan antarpegawai, dari daratan hingga kepulauan.
Para peserta kompak mengenakan atribut bernuansa merah putih. Di balik tampilan sederhana itu, tersimpan pesan kuat yaitu BPRS Bhakti Sumekar ingin membangun jembatan emosional antarpegawai yang selama ini terbatas oleh jarak geografis.
“JJS ini adalah perayaan yang berbeda. Kami ingin menegaskan, pegawai yang bertugas di kepulauan sama pentingnya dengan yang di daratan. Semua harus merasa menjadi bagian dari satu rumah besar: Bhakti Sumekar,” ujar Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar. Sabtu (16/25)
Menurut Hairil sapaan akrabnya, JJS ini dirancang bukan hanya untuk kesehatan fisik, melainkan memperkuat mental kebersamaan. Selama perjalanan, dengan cara peserta disuguhi interaksi cair penuh canda tawa.
“Sejumlah pegawai dari kepulauan bahkan menyebut momen ini sebagai ajang ‘melepas kerinduan’, karena biasanya hanya terhubung lewat rapat daring,” jelasnya.
“Kalau kita bekerja di perusahaan, jangan hanya mencari hidup, tapi juga menghidupkan organisasi. Integritas dan amanah adalah kunci agar kita dipercaya publik,” tegas pria berkacamata itu.
Pihaknya mengatakan, pilihan nuansa merah putih bukan kebetulan. Di bulan peringatan kemerdekaan, manajemen ingin mengingatkan bahwa spirit perjuangan dan pengorbanan harus terus mengalir dalam tubuh institusi perbankan daerah.
“Bagi kami, nasionalisme bukan hanya soal bendera dan atribut. Tapi juga keberanian menjaga integritas, melayani masyarakat dengan sepenuh hati, dan memastikan setiap pegawai merasa dihargai,” tambahnya.
Sementara itu, hadir langsung Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi Wongsojudo, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut dan menyampaikan bahwa di tengah ketatnya kompetisi perbankan, terutama bagi lembaga keuangan syariah lokal, kegiatan internal seperti ini diyakini menjadi modal sosial yang tak kalah penting dari strategi bisnis.
“Semangat kolektif antarpegawai dianggap akan memperkuat daya tahan organisasi menghadapi tantangan industri keuangan,” tuturnya.
“Kalau internalnya solid, otomatis pelayanan ke masyarakat akan lebih maksimal. Itu yang sedang kami rawat,” tutupnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi