SUMENEP, Garuda Jatim – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, dalam melindungi hak-hak anak terus diperkuat. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar sosialisasi Standarisasi Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) 2025 di Ruang Rapat Potre Koneng.
Sebanyak 49 lembaga pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, madrasah hingga SMK hadir dalam agenda strategis ini. Mereka didampingi oleh Fasilitator Daerah (Fasda) SRA, yang bertugas membantu sekolah memahami borang standar sekaligus mengimplementasikan prinsip ramah anak di lingkungan belajar masing-masing.
Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan langkah serius daerah untuk memperkuat posisi Sumenep sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).
“Tahun kemarin Sumenep sudah meraih penghargaan KLA kategori Madya. Tahun depan, target kami meningkat ke tingkat Nindya. Untuk itu, SRA harus menjadi tolok ukur utama dalam menciptakan pendidikan yang benar-benar ramah anak,” ujarnya. Selasa (30/25)
Menurutnya, standar SRA bukan sekadar dokumen administratif, melainkan instrumen penting untuk membangun budaya belajar yang sehat, aman, dan inklusif.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa penerapan SRA juga menjadi bagian dari klaster penilaian KLA di tingkat nasional.
“Sekolah perlu menjadikan SRA sebagai pedoman agar layanan pendidikan semakin berkualitas dan hak-hak anak terjamin penuh,” tambahnya.
Sosialisasi ini tidak hanya melibatkan Bappeda, tetapi juga menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Kementerian Agama Sumenep, serta Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Sumenep. Kolaborasi lintas sektor tersebut menjadi kunci dalam mempercepat terwujudnya ekosistem pendidikan yang benar-benar ramah anak.
Arif menekankan, cita-cita besar Sumenep menuju KLA Nindya tidak boleh berhenti sebatas simbol atau penghargaan. Yang lebih penting adalah perubahan nyata di sekolah-sekolah, di mana setiap anak merasa aman, nyaman, dihargai, dan difasilitasi untuk berkembang sesuai potensinya.
“Semoga standar ini tidak hanya berhenti di atas kertas. Kami ingin sekolah-sekolah di Sumenep menjadi teladan nasional dalam menciptakan suasana belajar yang mendukung tumbuh kembang anak,” pungkasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi