SUMENEP, Garuda Jatim – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menerima Penghargaan Indeks Harmoni Indonesia (IHaI) 2025 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia.
Penyerahan penghargaan berlangsung di Gedung F Kemendagri, Jakarta Pusat, dan menjadi momen penting yang kembali mengangkat nama Sumenep di tingkat nasional.
IHaI 2025 ini diberikan kepada pemerintah daerah yang dinilai berhasil menjaga stabilitas sosial, memelihara kerukunan antarwarga, serta membuktikan kapasitas tata kelola kebijakan yang mampu meredam dinamika sosial yang berpotensi menimbulkan gesekan.
Dalam penilaiannya, Kemendagri menekankan tiga aspek kunci keharmonisan sosial, ketertiban umum, dan efektivitas komunikasi pemerintah dengan masyarakat.
Sumenep, yang dikenal sebagai daerah dengan keragaman budaya, etnis, serta dinamika politik lokal yang tidak sederhana, justru dinilai menonjol dalam menciptakan ruang sosial yang inklusif dan stabil.
Kepala Bakesbangpol Sumenep,Achmad Dzulkarnain, menyebut capaian ini sebagai momentum penting bagi Kabupaten Sumenep.
“IHaI 2025 bukan sekadar piagam, tetapi rekam jejak bahwa Sumenep benar-benar mampu menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman yang kompleks,” ujarnya. Selasa (18/11/25)
Dzulkarnain menegaskan, bahwa pencapaian ini merupakan buah kerja kolektif seluruh unsur daerah mulai dari pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga komunitas akar rumput yang terus menjaga tradisi saling menghormati.
Dzulkarnain memberikan apresiasi khusus kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, dan Wakil Bupati KH. Imam Hasyim, atas komitmen mereka terhadap penguatan komunikasi sosial dan pembangunan ruang dialog yang konsisten.
“Bapak Bupati dan Wabup selalu memberikan ruang kepada kami untuk bekerja secara maksimal. Setiap langkah kebijakan selalu diarahkan untuk memperkuat harmoni dan kohesi sosial,” tegasnya.
Menurutnya, kepemimpinan daerah yang responsif dan adaptif terhadap dinamika sosial menjadi faktor penting yang membuat Sumenep mampu menjaga kondusivitas di tengah berbagai tantangan modernitas.
“Kamimenekankan bahwa penghargaan ini sejatinya milik masyarakat Sumenep, lanjut dia.
“Prestasi ini saya persembahkan untuk masyarakat Sumenep. Mereka adalah aktor utama yang selalu menjaga suasana tetap damai, rukun, dan saling menghormati,” tambahnya.
“Penghargaan ini bukan garis finish. Ini titik awal untuk semakin memperkuat dialog, memperluas kerja kolaboratif, dan menjaga Sumenep tetap menjadi rumah harmoni bagi semua,” pungkasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











