SUMENEP, Garuda Jatim — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pembubaran anggota Paskibraka 2025.
Perpaduan religiusitas dan nasionalisme ini menjadi sorotan karena menghadirkan nuansa baru dalam tradisi birokrasi lokal.
Acara yang digelar di halaman kantor Bakesbangpol ini dihadiri jajaran pejabat daerah, tokoh agama, serta seluruh anggota Paskibraka.
Di sisi lain, prosesi pembubaran Paskibraka menjadi penutup perjalanan pasukan muda yang sukses menjalankan tugas pengibaran bendera pada 17 Agustus lalu.
Kepala Bakesbangpol Sumenep, Achmad Dzulkarnain, mengatakan penggabungan acara ini bukan kebetulan.
“Kami ingin anak-anak Paskibraka belajar bahwa nasionalisme dan religiusitas bukan dua hal yang terpisah. Justru keduanya harus berjalan beriringan,” ujarnya. Sabtu (20/25)
Momentum pembubaran bukan sekadar formalitas, lanjut dia, setelah menjalani karantina, latihan keras, hingga tampil di upacara HUT RI, para anggota Paskibraka resmi dikembalikan ke sekolah masing-masing.
Namun, pihaknya menyatakan, tanggung jawab mereka belum selesai. Pihaknya menegaskan bahwa para alumni Paskibraka tetap menjadi role model di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
“Semangat disiplin, cinta tanah air, dan keteladanan yang ditunjukkan saat bertugas harus terus dipraktikkan,” tegasnya.
Penggabungan Maulid Nabi dan pembubaran Paskibraka memberi warna berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, kedua acara ini berdiri sendiri, Maulid dilaksanakan oleh instansi keagamaan, sementara Paskibraka ditutup dengan malam ramah tamah.
Kini, Bakesbangpol mencoba menyatukan keduanya. Hasilnya, suasana sakral Maulid memperkuat nilai moral acara, sementara seremoni Paskibraka memberi nuansa kebangsaan.
“Generasi muda harus dibekali akhlak sekaligus nasionalisme. Tanpa itu, mereka bisa kehilangan arah,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi