SUMENEP, Garuda Jatim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, semakin menegaskan keseriusannya dalam menggarap potensi wisata bahari.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Mohammad Iksan, menekankan bahwa pengembangan Pantai Galung di Desa Juruan Daya, Kecamatan Batuputih, akan menjadi salah satu prioritas destinasi wisata berbasis masyarakat.
Pantai Galung sendiri mulai dilirik sejak 2024 lalu, ketika Pemkab Sumenep menggelontorkan bantuan keuangan senilai Rp 100 juta untuk memantik geliat awal pengelolaan.
Menurut Iksan, dana itu bukan sekadar stimulan, tetapi simbol komitmen pemerintah dalam memberi ruang tumbuh bagi destinasi baru.
“Kami sudah sampaikan kepada Bu Kades agar segera membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Itu adalah langkah fundamental agar Pantai Galung punya tata kelola berkelanjutan berbasis masyarakat,” ujarnya. Kamis (18/25)
Iksan menilai, kekuatan utama Pantai Galung bukan hanya keindahan pasir putih dan panorama lautnya, tetapi juga dukungan sosial-budaya masyarakat Batuputih.
Karena itu, ia mendorong agar Pemdes Juruan Daya mengajukan kembali proposal bantuan pada 2026 mendatang, agar kesinambungan pengembangan tetap terjaga.
Ia juga menyoroti peran akademisi, khususnya Universitas Terbuka (UT) Surabaya, yang sejak awal mendampingi proses pembinaan Pantai Galung.
“Kami harap desa terus berkoordinasi dengan UT Surabaya. Dengan begitu, arah pengembangan bisa lebih terukur dan punya landasan akademis, bukan sekadar ikut tren,” tegasnya.
Selain mengandalkan sinergi masyarakat dan pemerintah, Iksan membuka peluang bagi investor yang ingin mengembangkan fasilitas wisata di Pantai Galung.
Namun, ia mengingatkan agar pola kerja sama tidak melenceng dari regulasi dan tidak mengekang masyarakat.
“Prinsipnya kami terbuka bagi swasta. Tapi harus tetap berpijak pada aturan, tidak boleh mengikat, apalagi merugikan masyarakat,” ucapnya.
Meski potensinya besar, Disbudporapar menilai Pantai Galung masih butuh sentuhan serius pada aspek lingkungan. Kawasan pantai dinilai perlu pembenahan agar lebih hijau, rindang, dan ramah wisatawan.
“Yang harus dibenahi adalah membuat kawasan lebih rindang dan hijau. Penghijauan sangat penting agar suasana pantai terasa sejuk. Untuk itu, Pemdes bisa berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” tambahnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pantai Galung diproyeksikan menjadi magnet wisata baru di Sumenep setelah Gili Iyang, Gili Labak, dan Pantai Lombang.
Model pengembangan berbasis masyarakat, akademisi, dan pemerintah diharapkan menjadi pilot project kolaborasi wisata yang inklusif, berkelanjutan, dan tetap menjaga identitas lokal.
“Jika pengelolaan ini berhasil, Pantai Galung berpotensi bukan hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga laboratorium sosial-ekonomi baru bagi masyarakat Batuputih,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi