SUMENEP, Garuda Jatim – Sumenep terus menorehkan cerita baru dalam peta pariwisata Madura. Kali ini, potensi yang selama ini tersembunyi di balik perbukitan Batuputih akhirnya terekspos ke publik.
Pantai Galung di Desa Juruan Daya, Kecamatan Batuputih, resmi diperkenalkan sebagai destinasi wisata baru.
Peresmian tersebut sebagai titik kulminasi dari empat tahun perjuangan membangun pariwisata dari nol.
Tak banyak yang tahu, Pantai Galung adalah hasil kolaborasi unik antara masyarakat desa, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi, yakni Universitas Terbuka (UT) Surabaya.
Koordinator Pelaksana Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UT Surabaya, Sucipto, mengungkap bahwa sejak 2021, timnya memulai proyek ini nyaris tanpa infrastruktur.
“Empat tahun ternyata bukan waktu yang lama untuk membangun pariwisata dari nol. Namun, alhamdulillah hari ini sudah terlihat hasilnya, mobil-mobil parkir di sini. Ini menjadi awal yang baik untuk kita semua membangun kawasan wisata,” ungkapnya. Kamis (18/25)
Pantai Galung dibangun dengan konsep berbasis potensi lokal dan teknologi ramah lingkungan.
Artinya, lanjut dia, pengelolaan sampah, energi, hingga desain kawasan dibuat menyesuaikan kondisi alam setempat. Bukan hanya mempercantik pantai, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis warga sekitar.
Menariknya, peresmian Pantai Galung juga diwarnai kehadiran tokoh internasional, CEO PLLLLus, Erno de Korte dari Belanda, yang turut menjadi narasumber dalam PKM Internasional UT Surabaya.
Kehadirannya menegaskan bahwa pembangunan wisata desa bukan lagi urusan lokal semata, melainkan telah menjadi bagian dari jaringan kolaborasi global.
“Bekerja bersama masyarakat desa untuk menciptakan ruang wisata yang lestari dan berkelanjutan adalah hal yang sangat membanggakan. Saya percaya Pantai Galung bisa menjadi model pengembangan pariwisata berbasis komunitas di masa depan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Juruan Daya, Zumiasih, tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
Ia menyebut hadirnya UT Surabaya telah menjadi titik balik bagi desanya. “Kami berkomitmen untuk terus memajukan Desa Juruan Daya dari berbagai sektor. Terima kasih kepada UT Surabaya, juga Pemkab Sumenep yang telah membantu membangun gazebo dan musalla bagi wisatawan,” katanya.
“Desa binaan ini kami harapkan menjadi bukti nyata untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.
Dengan pasir putihnya yang masih alami dan nuansa pantai yang belum tersentuh arus wisata massal, Pantai Galung diprediksi menjadi magnet baru bagi wisatawan.
Letaknya yang tersembunyi justru menjadi daya tarik, menawarkan pengalaman berbeda dari pantai-pantai populer di Madura.
Lebih dari sekadar destinasi wisata, Pantai Galung adalah simbol transformasi desa. Ia lahir dari mimpi panjang, kerja keras kolektif, dan keberanian untuk mengubah potensi menjadi kekuatan ekonomi.
“Jika dikelola konsisten, bukan mustahil Galung akan sejajar dengan destinasi kelas dunia, namun tetap menjaga identitas lokalnya,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi