SUMENEP, Garuda Jatim – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bergerak cepat menyikapi peningkatan kasus campak yang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Madura khususnya Sumenep.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa penguatan surveilans epidemiologi menjadi langkah utama untuk menekan penyebaran, termasuk di tiga kabupaten prioritas, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan.
Menurut Menkes, lonjakan kasus campak di Madura menunjukkan adanya potensi penularan luas yang harus diwaspadai.
“Kami sudah menugaskan tim surveilans untuk bekerja lebih intensif di daerah-daerah dengan kasus tinggi,” ujarnya. Kamis (28/25)
Pihaknya mengatakan, tiga kabupaten, termasuk Sumenep, menjadi fokus karena angka temuan kasus dan laporan KLB cukup signifikan.
Penguatan surveilans ini, lanjutnya, meliputi pelacakan kontak erat, pemantauan kasus baru di fasilitas kesehatan, serta peningkatan sistem pelaporan berbasis Puskesmas hingga Posyandu.
“Di Sumenep sendiri, Dinas Kesehatan mencatat ribuan anak menjadi sasaran imunisasi campak tambahan. Sehingga Kepala Dinkes Sumenep, dr. Ellya Fardasah, berkoordinasi penuh dengan tim Kemenkes untuk memastikan target cakupan imunisasi darurat tercapai.
“Target kami bisa melampaui 90 persen dari sasaran anak-anak usia rawan. Surveilans ini bukan hanya deteksi dini, tapi juga memastikan rantai penularan bisa segera diputus,” tegas Ellya.
Selain vaksinasi massal, Menkes juga menginstruksikan agar kabupaten terdampak menyiapkan tim respons cepat (TRC) yang siaga menangani kasus campak berat, sekaligus memastikan ketersediaan obat dan vitamin penunjang.
Kemenkes menilai, keberhasilan pengendalian KLB campak di Madura sangat ditentukan oleh kecepatan deteksi lapangan dan kedisiplinan masyarakat untuk melaporkan gejala sejak dini.
“Jika tidak, risiko penyebaran lintas kabupaten bisa semakin besar,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi