SUMENEP, Garuda Jatim – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sumenep, Madura, Jawa Timur, memilih mengenakan pakaian adat Bugis, Sulawesi Selatan, dalam upacara kemerdekaan, Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten setempat.
Pilihan busana ini bukan sekadar gaya, melainkan memiliki makna simbolis yang kuat. Di tengah ragam pakaian adat dari berbagai daerah, pakaian Bugis yang dikenakannya menjadi penegasan bahwa Sumenep tidak hanya kaya budaya lokal, tetapi juga terbuka terhadap keberagaman nusantara.
“Peringatan kemerdekaan adalah momentum untuk menegaskan kembali persatuan bangsa. Saya mengenakan pakaian adat Bugis sebagai pengingat bahwa Indonesia dibangun dari perbedaan, dan justru di situlah letak kekuatannya,” ungkap Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumenep, Faruk Hanafi. Minggu (17/25)
Menurutnya, kemerdekaan yang sudah 80 tahun diraih harus diisi dengan kerja nyata, salah satunya dalam meningkatkan kemandirian fiskal daerah.
“Bapenda memiliki peran strategis dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD) demi menunjang pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
“Kemerdekaan tidak hanya diperingati dengan simbol, tapi diwujudkan melalui kerja keras. Bapenda berkomitmen mengelola potensi daerah dengan transparan dan akuntabel, sehingga manfaatnya benar-benar kembali untuk rakyat,” ujar Faruk.
Penampilan Kepala Bapenda dengan pakaian adat Bugis itu menjadi sorotan di tengah jajaran pejabat yang kompak mengenakan busana adat nusantara.
Banyak yang menilai langkah tersebut sebagai refleksi semangat inklusif, bahwa kemerdekaan adalah milik semua, tanpa memandang asal-usul budaya.
Dengan demikian, ucapan selamat HUT ke-80 RI dari Kepala Bapenda Sumenep bukan hanya sebatas seremoni. Ia menyelipkan pesan mendalam.
“Kemerdekaan harus terus dijaga melalui persatuan, kerja nyata, dan penghargaan terhadap keberagaman yang menjadi fondasi bangsa,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi