SUMENEP, Garuda Jatim – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melakukan peninjauan langsung ke sejumlah titik rawan genangan air untuk memastikan setiap data di lapangan benar-benar akurat dan komprehensif.
Langkah konkret itu menjadi bagian dari penelitian besar yang tengah digarap lembaga tersebut guna mencari solusi jangka panjang penanganan banjir di Kota Keris julukan yang melekat pada Sumenep.
Kepala Brida Sumenep, Benny Irawan, menyebut timnya baru-baru ini melakukan observasi langsung di beberapa titik krusial seperti Nambakor, Pinggirpapas, Karang Anyar, serta sejumlah area pusat kota yang kerap terendam setiap musim hujan.
“Kami ingin memastikan riset ini benar-benar menghasilkan solusi nyata. Hasil penelitian nantinya diharapkan bisa menjadi acuan dalam kebijakan pembangunan daerah,” ujarnya. Rabu (12/11/25)
Menurutnya, penelitian tersebut kini memasuki tahap akhir penyempurnaan. Sejumlah data tambahan masih dikumpulkan dan akan dianalisis secara mendalam sebelum dilaksanakan focus group discussion (FGD) terakhir.
“Tinggal satu kali FGD lagi. Insyaallah dua minggu lagi penelitiannya sudah tuntas,” jelasnya.
Penelitian banjir ini tidak dilakukan secara tunggal. Brida Sumenep menggandeng berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), untuk mengidentifikasi akar persoalan banjir secara lebih menyeluruh.
“Kami melibatkan OPD terkait agar temuan riset sesuai dengan kondisi riil di lapangan, bukan sekadar asumsi,” imbuhnya.
Melalui pendekatan lintas sektor ini, Brida ingin memastikan bahwa solusi yang dihasilkan bukan hanya bersifat reaktif, tetapi juga progresif dengan mempertimbangkan tata ruang, drainase, perubahan iklim, serta perilaku masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Lebih lanjut, Benny menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan pihaknya tidak berhenti pada tindakan jangka pendek seperti pengerukan sungai atau pembersihan saluran drainase, tetapi juga menyentuh aspek perencanaan kota dan mitigasi bencana jangka panjang.
“Kami ingin solusi yang bersifat permanen agar penanganan banjir di Sumenep bisa berkelanjutan. Tidak setiap tahun menunggu genangan baru,” tuturnya.
Riset tersebut juga mengkaji kemungkinan pembangunan infrastruktur hijau seperti taman resapan, sumur imbuhan, hingga sistem drainase modern berbasis teknologi, yang diyakini mampu memperkuat daya serap air dan mencegah limpasan berlebih ke kawasan pemukiman.
Dalam pandangan Brida, keberhasilan riset daerah tidak cukup diukur dari jumlah laporan yang dihasilkan, melainkan dari seberapa besar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti menjadi kebijakan kkonkret
“Semakin banyak hasil riset yang diimplementasikan, semakin tinggi kualitas riset tersebut,” tegasnya.
“Penelitian ini sebaga instrumen penting untuk mengarahkan kebijakan pembangunan yang berbasis data dan fakta lapangan,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











