SUMENEP, Garuda Jatim — Diduga karena alasan pembangunan kamar mandi dan perbaikan jalan desa menjadi pusat perhatian publik setelah mencuat dugaan penyalahgunaan bantuan sosial (bansos) di Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Seorang perempuan berinisial F, yang disebut-sebut sebagai istri Kepala Desa Galis, dituding meminta sejumlah uang dari dana yang diterima warga penerima manfaat. Dana tersebut disebut dialihkan untuk membiayai pembangunan fasilitas desa.
Dugaan itu menguat setelah beredar rekaman suara yang tersebar luas di grup WhatsApp warga. Dalam rekaman yang ramai diperbincangkan pada Sabtu (8/11).
Suara perempuan yang diduga F menyebut bahwa sebagian dana bantuan sengaja dipotong untuk tujuan pembangunan fasilitas umum.
“Kemarin saya minta dan memotong beberapa nominal. Karena itu saya ingin membuat kamar mandi dan mengaspal jalan,” jelas suara yang disebut berasal dari F.
Selain menyampaikan alasan pemotongan, suara dalam rekaman tersebut juga diduga memberikan peringatan keras agar warga mencairkan bansos hanya melalui satu agen tertentu, yang dikaitkan dengan dirinya.
“Awas jangan sampai saya menemukan ambil di agen lain. Saya pastikan saya laporkan ke suami saya,” bunyi potongan rekaman tersebut.
Sejumlah warga mengaku resah dengan dugaan praktik tersebut. Mereka menilai pemotongan dana bansos tidak sepatutnya dilakukan karena bantuan itu merupakan hak penuh penerima manfaat.
“Kami merasa tertekan. Masa bantuan yang kami terima harus dipotong dengan alasan mau bangun kamar mandi dan jalan? Itu kan tugas pemerintah desa, bukan pakai uang bantuan,” ujar salah satu warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Warga lainnya menyebut bahwa pola serupa telah berlangsung cukup lama, namun sebagian penerima enggan bersuara karena takut mendapat tekanan.
Media mencoba mengonfirmasi F untuk meminta penjelasan. F sempat mengangkat telepon dan menjawab singkat:
“Halo, iya benar.” kata F. Namun, beberapa detik kemudian, suara yang terdengar berubah menjadi suara anak kecil yang mengaku sedang memegang ponsel ibunya.
“Nggak ada mama, ini HP-nya dipegang aku. Mama nggak ada,” ucap anak tersebut sebelum sambungan terputus.
Perubahan mendadak itu memunculkan dugaan bahwa F menghindari klarifikasi lebih lanjut atas isi rekaman yang beredar.
Sementara itu, Kepala Desa Galis, Akhmad Syafri Wiarda, belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui pesan singkat maupun panggilan telepon.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah desa belum menyampaikan klarifikasi resmi mengenai dugaan pemotongan dana bansos untuk pembiayaan pembangunan.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











