SUMENEP, Garuda Jatim — Upaya media untuk meminta penjelasan dari F, perempuan yang diduga sebagai pengirim rekaman suara berisi ancaman kepada sejumlah penerima bantuan sosial di Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, masih buntu.
Sejak rekaman tersebut beredar luas di berbagai grup percakapan warga dan memicu kegaduhan publik, F sempat menjawab panggilan wartawan, namun komunikasi selanjutnya diduga dialihkan.
Dalam percakapan singkat yang diterima wartawan pada Sabtu (8/11/25) siang, suara perempuan diyakini sebagai F terdengar mengangkat telepon dan merespons singkat.
“Halo, iya benar,” ucap suara perempuan tersebut di awal sambungan.
Tak lama berselang, suara dari seberang telepon berganti menjadi suara anak kecil yang mengaku sedang memegang ponsel milik F.
“Nggak ada mama, ini HP-nya dipegang aku. Mama nggak ada, nanti aku bilang ke mama,” ujar anak itu.
Pergantian suara secara mendadak tersebut memunculkan dugaan F tengah menghindari permintaan klarifikasi atas voice note yang sudah lebih dulu beredar dan menjadi bahan perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Rekaman yang viral itu berisi peringatan agar penerima bantuan sosial tidak mencairkan dana di agen lain selain miliknya, disertai klaim bahwa ia memiliki kewenangan untuk menghapus nama penerima bansos jika perintahnya tidak diikuti.
Penyampaian tersebut memantik keresahan. Sejumlah warga mengaku cemas bila hak mereka terancam hilang akibat penolakan mengikuti arahan dalam rekaman suara tersebut.
Kasus ini memantik perhatian publik karena berpotensi berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan kewenangan, konflik kepentingan, serta pengondisian pencairan bantuan untuk tujuan tertentu.
Sementara itu, Kepala Desa Galis, Akhmad Syafri Wiarda, juga belum memberikan keterangan resmi. Beberapa kali dihubungi melalui pesan singkat dan sambungan telepon, tak ada respons hingga berita ini diterbitkan.
Sebagian warga berharap pemerintah kabupaten atau aparat penegak hukum turun tangan untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan sesuai prosedur, bebas tekanan, serta tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
Hingga kini, tidak ada klarifikasi langsung baik dari F maupun Kepala Desa Galis. Situasi tersebut semakin memperpanjang tanda tanya masyarakat terkait polemik penyaluran bantuan sosial di wilayah tersebut.
Tanpa penjelasan atau keterangan resmi, publik masih menunggu langkah konkret dari pemerintah desa, dinas terkait, maupun aparat berwenang untuk menelusuri kebenaran voice note yang menghebohkan itu.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi











