SUMENEP, Garuda Jatim — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus menegaskan komitmennya dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang terampil, mandiri, dan berdaya saing di tengah tantangan ekonomi modern.
Melalui sinergi strategis dengan Balai Latihan Kerja (BLK), Disdik Sumenep menggelar program pelatihan keterampilan vokasional bagi 240 warga belajar dari berbagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di wilayah setempat.
Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, mengatakan hal ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan nonformal kini berkembang lebih jauh dari sekadar peningkatan kemampuan baca-tulis.
“Kami ingin pendidikan nonformal menjadi ruang yang hidup dan berdampak. Warga belajar tidak cukup hanya bisa baca-tulis, tapi juga harus bisa berdaya dan produktif,” ujarnya. Senin (13/25)
Menurutnya, pelatihan ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah daerah untuk menyiapkan masyarakat yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan ekonomi berbasis keterampilan.
“Sinergi dengan BLK adalah langkah strategis. Dengan pelatihan vokasional yang terarah, kami berharap warga belajar bisa segera mengaplikasikan keterampilannya untuk menciptakan usaha baru,” jelasnya.
Program pelatihan ini difokuskan pada tiga bidang utama yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan potensi ekonomi lokal, yakni komputer, pembuatan kue dan roti, serta tata rias.
Masing-masing bidang dirancang agar peserta tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengembangkan usaha mandiri sesuai potensi daerah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Disdik Sumenep, Lisa Bertha Sutedja, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan hasil dari pemetaan kebutuhan riil masyarakat.
“Banyak warga belajar yang memiliki semangat berkembang, tetapi belum punya keterampilan teknis. Kegiatan ini menjembatani kebutuhan itu dengan pelatihan yang aplikatif dan terarah,” ucapnya.
Lisa menambahkan, pelatihan akan berlangsung hingga minggu kedua Desember 2025, sehingga peserta memiliki waktu cukup untuk mendalami teori dan praktik.
“Untuk bidang komputer, fokusnya pada literasi digital dan aplikasi kerja dasar. Sedangkan pelatihan pembuatan kue serta tata rias diarahkan agar peserta bisa membuka usaha kecil di rumah,” imbuhnya.
“Kami ingin setelah pelatihan selesai, peserta punya kepercayaan diri untuk melangkah. Karena keberhasilan program ini diukur dari sejauh mana keterampilan mereka bisa mengubah kehidupan,” tegas Lisa.
“Disdik Sumenep ingin memastikan bahwa setiap warga belajar punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berdaya. Pendidikan harus menjadi jalan menuju kemandirian, bukan sekadar angka dalam statistik,” tandasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi