Hari Anak Nasional 2025, Dinsos Sumenep Buka Luka Lama yang Masih Terjadi Hari Ini

Rabu, 23 Juli 2025 - 23:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivitas Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sumenep (Za - garudajatim.com) 

i

Aktivitas Kantor Dinas Sosial Kabupaten Sumenep (Za - garudajatim.com) 

SUMENEP, Garuda Jatim – Hari Anak Nasional (HAN) 2025 menjadi momentum penting untuk mengevaluasi sejauh mana pemenuhan hak anak telah diwujudkan, terutama di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Anak-anak hari ini adalah wajah Indonesia di masa depan nanti. Kalau orang tua gagal melahirkan ruang tumbuh yang aman, inklusif, dan penuh kasih, maka saat ini sedang mempertaruhkan masa depan bangsa.

Masih banyak anak di daerah terpencil yang mengalami kekerasan dalam bentuk yang tidak kasat mata, seperti tekanan emosional dari keluarga, atau penolakan sosial karena kondisi fisik dan ekonomi.

Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinsos P3A Sumenep, Dwi Regnani mengatakan, salah satu tantangan besar saat ini adalah meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak, baik secara fisik maupun psikis, termasuk perundungan dan eksploitasi digital.

“Kenyataan kelam yang masih membayangi banyak anak di daerah saat ini yaitu kekerasan dalam rumah tangga, perundungan di sekolah, eksploitasi digital,” ujarnya. Rabu (23/25)

Menurutnya, banyak anak yang tumbuh dalam kekerasan yang tidak pernah dianggap kekerasan. Dicaci itu biasa, dibentak dianggap mendidik, dipukul katanya untuk kebaikan. Padahal, semua itu membentuk luka yang panjang.

“Anak-anak ini tidak tahu harus bicara ke siapa. Kadang bahkan ibunya sendiri menyuruh diam, termasuk juga tantangan terbesar dalam isu perlindungan anak hari ini adalah kesehatan mental yang masih dianggap tabu,” bebernya.

Ia menegaskan, kesehatan mental anak harus jadi prioritas, karena banyak dari mereka tampak baik-baik saja, tapi sebenarnya menyimpan trauma. Ini yang sering luput dari perhatian.

“Kita harus mendengar suara anak. Bukan mengatur mereka harus bicara apa. Tapi memberi ruang agar mereka bisa menyuarakan apa yang mereka alami dan rasakan. Ini PR besar kita,” tegasnya.

Yang mereka butuhkan, sambung dia, bukan hanya perlindungan dari kekerasan fisik, tapi juga validasi perasaan. Kadang pula lupa, anak juga bisa stres, bingung, bahkan depresi. Tapi kita anggap itu biasa.

Ia mengajak pemerintah desa, pendidik, tokoh agama, hingga orang tua untuk berhenti memandang anak hanya sebagai penerima bantuan, tapi didiklah anak semaksimal mungkin,karena harapan dan masa depan pasti disambut oleh anak-anak sendiri.

“Anak bukan objek program. Mereka punya suara. Mereka tahu mana yang salah, mana yang membuat mereka takut, mana yang membuat mereka patah, maka tanggungjawab orang tua itu sangatlah besar, pendidikan mental itulah menjadi tonggak utama juga,” ucapnya.

Ia berharap, Sumenep bisa memberikan forum anak desa, klinik curhat anak, hingga pengakuan terhadap anak-anak yang menjadi agen perubahan di lingkungannya.

“Kalau kita sungguh-sungguh mencintai anak-anak kita, maka dengarkan mereka saat mereka belum bisa bicara. Bantu mereka berdiri saat mereka mulai jatuh. Dan lindungi mereka bahkan saat mereka belum sadar sedang dilukai.” tukasnya.(Za/Di)

Facebook Comments Box

Penulis : Za

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel garudajatim.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Festival Tan Pangantanan 2025, Sumenep Tanamkan Cinta Budaya Sejak Usia Dini
Genjot Pendapatan UMKM, Ajang Karapan Sapi Piala Bupati Sumenep Siap Digelar
Seluruh SMA di Sumenep Kembali Tatap Muka, Cabdin Pastikan Kehadiran Siswa Nyaris 100 Persen
Polres Sumenep Kehilangan Sosok Teladan: Bripka Rahmat Hidayat Berpulang Saat Berdinas
Job Fair Disnaker Sumenep 2025: Buka 2.992 Lowongan, Jawaban atas Keresahan Pengangguran
SIMBRIDA, Lompatan Digital BRIDA Sumenep dalam Tata Kelola Riset dan Inovasi
Cakupan ORI Campak Rubela di Sumenep Baru 60,8 Persen, Tantangan Terbesar Ada di Akses dan Kesadaran Masyarakat
Brida Sumenep Gandeng 10 Perguruan Tinggi, Riset Jadi Motor Lahirnya Kebijakan Baru
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 9 September 2025 - 13:20 WIB

Festival Tan Pangantanan 2025, Sumenep Tanamkan Cinta Budaya Sejak Usia Dini

Selasa, 9 September 2025 - 12:13 WIB

Genjot Pendapatan UMKM, Ajang Karapan Sapi Piala Bupati Sumenep Siap Digelar

Senin, 8 September 2025 - 13:37 WIB

Seluruh SMA di Sumenep Kembali Tatap Muka, Cabdin Pastikan Kehadiran Siswa Nyaris 100 Persen

Senin, 8 September 2025 - 13:23 WIB

Polres Sumenep Kehilangan Sosok Teladan: Bripka Rahmat Hidayat Berpulang Saat Berdinas

Senin, 8 September 2025 - 10:11 WIB

Job Fair Disnaker Sumenep 2025: Buka 2.992 Lowongan, Jawaban atas Keresahan Pengangguran

Berita Terbaru