SUMENEP, Garuda Jatim – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, bersiap menorehkan sejarah baru dengan mengikutsertakan petani milenial dalam Lomba Inovasi Petani Milenial Hortikultura Tingkat Provinsi Tahun 2025 yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menilai langkah tersebut sebagai momentum penting bagi kebangkitan sektor pertanian di tangan generasi muda.
Menurutnya, lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan wadah aktualisasi gagasan kreatif petani muda yang kini mulai mengambil peran strategis dalam dunia agribisnis.
“Ini langkah bagus dari pemerintah provinsi untuk mendorong partisipasi aktif petani milenial. Kami berharap mereka bisa menampilkan kreativitas dan inovasinya, baik di bidang on-farm maupun off-farm,” ujarnya. Rabu (15/25)
Untuk memastikan perwakilan terbaik, DKPP Sumenep akan menggelar seleksi internal pekan depan. Proses tersebut akan mencakup penilaian terhadap hasil inovasi para petani muda di lapangan sebelum dilakukan verifikasi dan monitoring oleh tim provinsi.
“Kita akan lihat dulu hasil inovasi teman-teman petani milenial di lapangan. Setelah itu baru kita usulkan untuk ikut lomba. Ini pertama kalinya, selama saya menjabat, DKPP Sumenep berpartisipasi dalam ajang ini,” kata Inung.
Pria yang akrab disapa Inung, menegaskan bahwa pihaknya percaya diri Sumenep mampu bersaing dengan daerah lain di Jawa Timur.
Ia menilai semangat dan kreativitas para petani muda menjadi modal utama untuk menorehkan prestasi di tingkat provinsi.
“Kami yakin petani milenial Sumenep bisa bersaing dan berprestasi. Semoga ini menjadi penyemangat bagi pemuda lain untuk terjun dan berinovasi di sektor pertanian,” tegasnya.
Berdasarkan surat resmi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Nomor 500.6/5843/110.4/2025, tertanggal 3 Oktober 2025, pendaftaran peserta lomba dibuka mulai 20 hingga 31 Oktober 2025.
Adapun lomba ini akan berfokus pada pengembangan komoditas hortikultura meliputi tanaman sayur, buah, tanaman obat, dan tanaman hias. Aspek yang dinilai mencakup inovasi pengelolaan pertanian, efisiensi produksi, hingga inovasi pascapanen yang bernilai tambah ekonomi.
Inung berharap, ajang ini menjadi pintu bagi tumbuhnya ekosistem pertanian kreatif di kalangan milenial, sekaligus memperkuat regenerasi petani di Sumenep yang kini tengah bertransformasi menuju pertanian modern.
“Sudah saatnya petani milenial menunjukkan kiprahnya. Pertanian masa depan ada di tangan mereka,” tukasnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi