SUMENEP, Garuda Jatim – Inovasi pertanian di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus menunjukkan geliat yang menggembirakan.
Di tengah tantangan mahalnya pupuk dan menurunnya kesuburan tanah akibat bahan kimia, sekelompok Petani Milenial Sumenep hadir dengan terobosan baru, menciptakan pupuk organik hasil racikan sendiri yang ramah lingkungan dan berpotensi menjadi solusi jangka panjang bagi sektor pertanian lokal.
Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Dewo Ringgih, menyebutkan bahwa langkah kreatif para petani muda ini mendapatkan dukungan penuh dari DKPP, baik dari sisi pendampingan teknis maupun fasilitasi perizinan ke Kementerian Pertanian (Kementan).
“Produk pupuk organik ini sudah kami dampingi dalam pengurusan izin edar. Tahapannya meliputi analisis laboratorium untuk memastikan kandungan pupuk sesuai standar nasional, hingga pendaftaran izin edar dan rencana produksi massal,” ujarnya, Jumat (17/25)
Dewo menjelaskan, saat ini kelompok petani tersebut tengah berada pada tahap pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) atas nama koperasi.
“Karena izin edar belum terbit, produk tersebut belum boleh dikomersialkan, dan untuk sementara hanya digunakan secara internal di lahan-lahan milik anggota kelompok,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Petani Milenial Sumenep, Abd. Halim, mengungkapkan bahwa seluruh proses pembuatan pupuk dilakukan secara mandiri oleh anggotanya, mulai dari fermentasi bahan baku alami seperti kotoran ternak, dedaunan, hingga proses pengeringan dan pengemasan produk.
“Kami ingin menunjukkan bahwa petani muda bisa mandiri, tidak bergantung pada pupuk kimia. Izinnya sedang kami ajukan ke Kementerian Pertanian, dan target kami pupuk ini bisa menjadi alternatif murah, sehat, dan ramah lingkungan,” papar Halim.
Menurutnya, pengembangan pupuk organik ini tidak hanya menghemat biaya produksi, tetapi juga menjadi gerakan menuju pertanian berkelanjutan yang menjaga kualitas tanah dan hasil panen.
Senada disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid, mengapresiasi semangat para petani muda tersebut.
Ia menilai langkah mereka selaras dengan arah kebijakan pertanian nasional yang menekankan transformasi menuju pertanian hijau dan berbasis inovasi.
“Kami sangat mendukung gerakan seperti ini. Petani milenial adalah ujung tombak transformasi pertanian masa depan. Mereka harus kreatif, adaptif terhadap teknologi, dan punya visi lingkungan. Inovasi seperti pupuk organik buatan sendiri ini membuktikan bahwa anak muda Sumenep siap memimpin perubahan,” tegasnya.
Ia menambahkan, DKPP terus berkomitmen untuk mendorong kemunculan petani-petani muda inovatif di setiap kecamatan, melalui pelatihan, bantuan sarana produksi, hingga fasilitasi pemasaran hasil pertanian..
“Sumenep punya potensi besar untuk menjadi pionir pertanian hijau di Jawa Timur. Dengan kreativitas dan semangat petani muda, kita bisa wujudkan pertanian yang tidak hanya produktif, tapi juga lestari,” tutupnya.(Za/Di)
Penulis : Za
Editor : Redaksi