Cakupan ORI Campak Rubela di Sumenep Baru 60,8 Persen, Tantangan Terbesar Ada di Akses dan Kesadaran Masyarakat

Minggu, 7 September 2025 - 12:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, saat diwawancarai terkait kasus campak (Za - garudajatim.com)

i

Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, saat diwawancarai terkait kasus campak (Za - garudajatim.com)

SUMENEP, Garuda Jatim – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus menggenjot program Outbreak Response Immunization (ORI) Campak Rubela (MR) melalui 26 puskesmas.

Hingga hari ke-10 pelaksanaan, cakupan imunisasi baru mencapai 44.944 anak atau 60,8 persen dari total 73.969 sasaran.

Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, menyampaikan bahwa capaian vaksinasi belum merata di semua kelompok usia.

“Dari 3.404 bayi sasaran usia 9–12 bulan, baru 1.638 anak (48,1 persen) yang divaksin. Pada kelompok usia 12–47 bulan, capaian mencapai 14.578 anak (46,5 persen) dari 31.237 sasaran,” jelasnya. Minggu (7/25)

“Cakupan relatif lebih tinggi untuk anak usia sekolah. Dari 26.308 sasaran usia 4–6 tahun, sebanyak 19.019 anak (72,3 persen) sudah diimunisasi. Sedangkan kelompok usia 7 tahun mencatat capaian 75 persen atau 9.769 anak dari 13.020 sasaran,” tegasnya.

Data lapangan menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antar wilayah, lanjut dia, Puskesmas Giligenting menjadi yang paling progresif dengan cakupan 87,6 persen (1.371 dari 1.565 sasaran).

Pihaknya menyatakan, sementara Puskesmas Dungkek menjadi yang terendah dengan capaian hanya 24,4 persen (576 dari 2.362 sasaran).

“Kami mengapresiasi kerja keras Puskesmas Giligenting. Namun capaian Dungkek menjadi alarm penting, karena rendahnya partisipasi bisa membuka ruang penyebaran penyakit lebih luas,” ucapnya.

Untuk mengatasi ketimpangan, Dinkes P2KB menyiapkan sejumlah strategi:

1. Menjamin distribusi vaksin dan logistik kesehatan agar tidak ada puskesmas yang kekurangan stok.

2. Memperkuat koordinasi lintas sektor, terutama dengan camat dan kepala desa, untuk memperluas jangkauan sosialisasi.

3. Edukasi masyarakat berbasis tokoh lokal, dengan menggandeng kiai, guru, dan tokoh masyarakat agar pesan kesehatan lebih diterima.

4. Penataan fasilitas kesehatan, termasuk ruang isolasi bagi pasien campak.

5. Survei epidemiologi berkelanjutan guna memastikan data akurat untuk langkah pencegahan selanjutnya.

Meski vaksin tersedia, Ellya menilai tantangan terbesar bukan hanya teknis, melainkan kesadaran masyarakat. Masih ada orang tua yang menunda atau menolak imunisasi karena faktor kepercayaan, informasi keliru, maupun jarak akses pelayanan kesehatan.

“Kami mengimbau masyarakat agar tidak panik, tapi tetap waspada. Bila ada gejala campak, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat. Ingat, kesadaran dan kepatuhan terhadap imunisasi adalah kunci untuk menghentikan rantai penularan,” imbuhnya.

Dengan cakupan baru 60,8 persen, target perlindungan komunitas (herd immunity) yang idealnya di atas 95 persen masih jauh dari harapan.

“Artinya, dalam dua pekan ke depan, upaya jemput bola, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan Sumenep melawan ancaman campak rubela,” tukasnya.(Za/Di)

Facebook Comments Box

Penulis : Za

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel garudajatim.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Seluruh SMA di Sumenep Kembali Tatap Muka, Cabdin Pastikan Kehadiran Siswa Nyaris 100 Persen
Polres Sumenep Kehilangan Sosok Teladan: Bripka Rahmat Hidayat Berpulang Saat Berdinas
Job Fair Disnaker Sumenep 2025: Buka 2.992 Lowongan, Jawaban atas Keresahan Pengangguran
SIMBRIDA, Lompatan Digital BRIDA Sumenep dalam Tata Kelola Riset dan Inovasi
Brida Sumenep Gandeng 10 Perguruan Tinggi, Riset Jadi Motor Lahirnya Kebijakan Baru
Dermakamila, Terobosan Disdukcapil Sumenep untuk Santri, Murid, dan Mahasiswa: Identitas Legal Jadi Kunci Akses Masa Depan
Labeng Mesem Jadi Wajah Baru Birokrasi: Bappeda dan BKPSDM Sumenep Kembali Raih Best Booth Madura Night Vaganza 2025
Polres Sumenep Selidiki Penemuan Bayi Membusuk
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 8 September 2025 - 13:37 WIB

Seluruh SMA di Sumenep Kembali Tatap Muka, Cabdin Pastikan Kehadiran Siswa Nyaris 100 Persen

Senin, 8 September 2025 - 13:23 WIB

Polres Sumenep Kehilangan Sosok Teladan: Bripka Rahmat Hidayat Berpulang Saat Berdinas

Senin, 8 September 2025 - 10:11 WIB

Job Fair Disnaker Sumenep 2025: Buka 2.992 Lowongan, Jawaban atas Keresahan Pengangguran

Senin, 8 September 2025 - 09:06 WIB

SIMBRIDA, Lompatan Digital BRIDA Sumenep dalam Tata Kelola Riset dan Inovasi

Minggu, 7 September 2025 - 12:28 WIB

Cakupan ORI Campak Rubela di Sumenep Baru 60,8 Persen, Tantangan Terbesar Ada di Akses dan Kesadaran Masyarakat

Berita Terbaru