Burung Gosong Kaki Merah Pulau Saobi Sebagai Logo Hari Jadi Sumenep ke-757, MMP Madura Edukasi Masyarakat Tentang Pelestarian Satwa Langka

Rabu, 30 Juli 2025 - 17:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kades Saobi, Hosaini, saat menerima cenderamata edukasi burung gosong kaki merah (Za - garudajatim.com)

i

Kades Saobi, Hosaini, saat menerima cenderamata edukasi burung gosong kaki merah (Za - garudajatim.com)

SUMENEP, Garuda Jatim – Dalam rangka mendukung program Folu Net Sink 2030, Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Madura Kepulauan mengedukasi pelestarian satwa di Pulau Saobi, Kecamatan Arjasa, Sumenep, Jawa Timur.

Kegiatan tersebut mengusung tema Sosialisasi Pelestarian Satwa Terancam Punah di CA. Pulau Saobi, dengan fokus utama pada pelestarian Burung Gosong Kaki Merah dan Rusa Timor yang memang dua satwa khas yang menjadi penghuni alami kawasan konservasi tersebut.

Di sebuah pulau sunyi di utara Sumenep, yaitu Pulau Saobi, ada seekor burung yang tak biasa. Ia tidak membangun sarang di dahan. Ia tidak mengerami telurnya dengan hangat tubuh. Ia juga tidak menunggu anaknya menetas untuk diajari terbang.

Ia hanya menimbun daun dan tanah, menyerahkan hidup generasi penerusnya pada panas bumi dan kesabaran waktu. Itulah Burung Gosong Kaki Merah, burung paling percaya pada alam semesta.

Dalam dunia yang semakin sibuk memelihara dan mengontrol, burung ini memberi pelajaran berharga, bahwa tidak semua kehidupan butuh digendong. Ada yang cukup diberi ruang, lalu percaya bahwa ia akan tahu jalan pulang.

Di tengah gaduhnya pembangunan dan riuhnya kehilangan habitat satwa, Saobi seperti sepenggal puisi alam yang menolak lupa. Cagar alam ini bukan hanya tempat tinggal Burung Gosong, tapi semacam museum hidup tentang bagaimana kehidupan bisa tumbuh dalam diam.

Sementara populasi rusa Timor liar yang hidup berdampingan dengan manusia. Ini bukan dongeng atau taman safari. Rusa-rusa itu benar-benar ada. Mereka berkeliaran di hutan, di pantai, bahkan di halaman rumah warga. Di banyak tempat, satwa liar seperti ini harus berlindung dari perburuan atau kehilangan habitat.

Tapi di Saobi, mereka hidup tenang. Rusa Timor (Rusa timorensis) sebenarnya spesies langka. Di beberapa wilayah, keberadaannya terus menurun. Tapi Saobi justru menawarkan kisah yang berbeda.

Ini bukti bahwa komunitas kecil bisa menjadi penjaga kekayaan besar, tanpa teknologi tinggi, cukup dengan rasa peduli dan kesadaran lokal.

Sayangnya, keajaiban ini belum banyak diketahui. Padahal jika digarap dengan cerdas dan tetap mengutamakan konservasi, Saobi bisa menjadi destinasi ekowisata kelas dunia.

Jika bisa dibayangkan, wisatawan datang bukan hanya untuk menikmati pantai, tapi juga menyaksikan rusa liar dari dekat, belajar harmoni manusia dan alam.

Rusa Timor di Saobi bukan hanya hewan, mereka adalah simbol. Simbol bahwa kehidupan yang selaras itu mungkin. Simbol bahwa menjaga alam bukan tugas pemerintah semata, tapi juga warga, komunitas, bahkan Anda dan saya.

Sebelum dunia tahu, peliharaan ini perlu untuk dijaga jangan sampai keunikan ini hanya jadi cerita masa lalu. Karena Saobi, dan rusa Timornya, adalah harta yang tak ternilai, bukan untuk dieksploitasi, tapi untuk diwariskan.

Ketua MMP Madura Kepulauan, Feri Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini menyasar masyarakat di sekitar kawasan cagar alam, dan generasi muda.

Menurut Feri, tujuannya adalah menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian satwa yang kini semakin terancam.

“Hari ini kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Saobi, dan besok akan dilanjutkan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Saobi. Kami ingin masyarakat, terutama anak-anak muda, memahami pentingnya menjaga satwa seperti burung gosong dan rusa timor sebagai bagian dari ekosistem dan identitas lokal,” ujarnya. Rabu (30/25)

Diketahui, bahwa CA. Pulau Saobi sendiri merupakan satu-satunya kawasan konservasi resmi di wilayah Pulau Madura dengan luas 436,826 hektare, yang dikelola oleh Balai Besar KSDA Jawa Timur.

Kawasan ini menjadi habitat alami bagi Burung Gosong Kaki Merah (Megapodius reinwardt) dan Rusa Timor (Rusa timorensis), dua spesies yang kini semakin jarang dijumpai.

Senada disampaikan oleh Kepala Desa Saobi, Hosaini, menilai bahwa kegiatan tersebut sangat berdampak baik terhadap masyarakat di Desa.

“Karena dengan bekal sosialisasi, maka warga dan kami di desa bisa paham bagaimana strategi untuk ikut menjaga satwa,” ucapnya.

Tidak hanya itu, ia mengharapkan kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian aksi nyata pelestarian lingkungan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat di wilayah kepulauan.

Terlepas dari itu, pihaknya menyampaikan rasa bangganya atas perhatian yang diberikan terhadap kekayaan hayati desanya, terutama setelah Burung Gosong ditetapkan sebagai bagian dari maskot resmi Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-757.

“Kami sebagai pemerintah Desa Saobi merasa bangga dan bersyukur karena burung gosong, yang merupakan satwa khas dan kebanggaan desa kami, kini telah diangkat menjadi maskot dalam logo Hari Jadi Kabupaten Sumenep,” katanya.

Ia berharap, penetapan tersebut menjadi pemicu semangat bagi warga desa Saobi, untuk lebih aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Dengan ditetapkannya burung gosong sebagai maskot Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-757, mari kita sebagai masyarakat Desa Saobi semakin sadar untuk menjaga dan melestarikan keberadaan satwa langka ini. Ini bukan hanya kebanggaan desa, tapi juga warisan penting untuk anak cucu kita ke depan,” tukasnya.(Za/Di)

Facebook Comments Box

Penulis : Za

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel garudajatim.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

STKIP PGRI Sumenep Resmi Menjadi Universitas: Tonggak Baru Pendidikan Tinggi di Madura
Festival Sapi Sonok Sumenep Digelar, Bukti Sumenep Kaya Estetika
Sebagai Lompatan Mutu Pendidikan Dasar, Disdik Sumenep Uji Kesiapan Menuju OSN-P 2025 
Kebijakan Sekolah Rakyat Dikritik, BEM Sumenep: Ini Bentuk Pemisahan Sosial dalam Dunia Pendidikan
Festival Sapi Sonok, Pesona Tradisi Unik Sumenep Akan Digelar
Video Viral, Terjadi Lagi Bom Ikan di Laut Pulau Pajengan Sumenep
Kapal Angkut Beras Bulog 27,940 Ton Kandas di Perairan Pulau Raas Setelah Nabrak Karang
Warga Desa Duko, Kecamatan Arjasa, Diamankan Polsek Kangean Atas Dugaan Tindak Pidana Narkotika Jenis Sabu
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 15:04 WIB

STKIP PGRI Sumenep Resmi Menjadi Universitas: Tonggak Baru Pendidikan Tinggi di Madura

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 13:09 WIB

Festival Sapi Sonok Sumenep Digelar, Bukti Sumenep Kaya Estetika

Jumat, 1 Agustus 2025 - 19:00 WIB

Sebagai Lompatan Mutu Pendidikan Dasar, Disdik Sumenep Uji Kesiapan Menuju OSN-P 2025 

Jumat, 1 Agustus 2025 - 18:14 WIB

Kebijakan Sekolah Rakyat Dikritik, BEM Sumenep: Ini Bentuk Pemisahan Sosial dalam Dunia Pendidikan

Kamis, 31 Juli 2025 - 22:10 WIB

Festival Sapi Sonok, Pesona Tradisi Unik Sumenep Akan Digelar

Berita Terbaru